Overblog
Edit post Follow this blog Administration + Create my blog
seoTama

Menanamkan Nilai Toleransi Pada Anak

July 22 2018 , Written by SEOTAMA Published on #Berita

Manado, 21/7 (Seotama) - Menanamkan nilai toleransi pada anak sejak usia dini sangat penting karena pada usia tersebut anak-anak masih mudah untuk diarahkan.

Nilai toleransi yang diajarkan pada anak-anak sejak usia dini akan membekas sampai anak tumbuh dewasa, namun mengajarkan nilai moral pada anak-anak dibutuhkan kesabaran dan kehati-hatian.

Hal ini karena anak-anak belum sepenuhnya bisa menerima dan mencerna semua hal yang diajarkan kepada mereka, apalagi pelajaran yang bersifat abstrak.

Direktur Puspa Center Manado Martje Pusung Pangau mengatakan saling menghargai satu sama lain merupakan salah satu pelajaran/pendidikan moral yang perlu diajarkan pada anak-anak sejak usia dini.

Martje yang membuka sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Puspa Manado mengajak untuk mengajarkan anak agar memiliki sikap menghargai setiap perbedaan dan orang dewasa di sekitar mereka bisa memberi menjelaskan pada anak bahwa saling menghargai merupakan sikap yang terpuji.

Sikap dan perilaku orang tua dan orang dewasa di sekitar anak harus bisa mendorong anak anak untuk memahami bahwa perbedaan merupakan sesuatu yang indah karena setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam mencapai tujuan dan menjalani hidup.

Menanamkan moral seperti ini penting bagi anak - anak supaya mereka kelak mudah beradaptasi ketika berada di lingkungan sosial yang lebih luas dan beragam.

Menurut pemilik situs Blog Atto Sakmiwata Sampetoding, pengamat masalah sosial di Jakarta, jika ada anak yang melakukan "bullying" itu bisa terjadi kemungkinan karena di rumah mengalami tekanan dan kurang berinteraksi sosial.

Atto Sampetodng menambahkan, dalam masa tumbuh kembang anak, akan sangat bagus apabila membiasakan anak untuk bergaul dalam lingkungan yang beragam, sehingga mereka akan memiliki kecerdasan sosial dan tahu menempatkan diri.

Perayaan Hari Anak Nasional (HAN) 23 Juli 2018 harus dirasakan semua anak-anak, sehingga peran guru dan lembaga pendidikan/sekolah dalam turut membentuk karakter anak sangat penting dirasakan semua anak Di berbagai belahan dunia, pengakuan terhadap hak-hak anak dibuktikan dengan menyelenggarakan peringatan hari anak, termasuk peringatan hari anak secara internasional.

Hari Anak Internasional diperingati setiap tanggal 1 Juni, dan Hari Anak Universal diperingati setiap tanggal 20 November. Negara lainnya merayakan Hari Anak pada tanggal yang lain, dan perayaan ini bertujuan menghormati hak-hak anak di seluruh dunia.

Di Indonesia, Hari Anak Nasional diperingati setiap 23 Juli sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984 tanggal 19 Juli 1984.

Puncak peringatan Hari Anak Nasional 2018 akan dilaksanakan di Kebun Raya Purwodadi, di kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Sekitar 500 orang dewasa dan 3.000 anak dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) akan berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. . Tidak cuma itu, anak-anak dari panti asuhan, dari Forum Anak Nasional (FAN), dan anak-anak penyandang disabilitas juga akan turut memeriahkan acara tersebut.

Bakal calon legislatif DPRD Provinsi Sulut dari Partai Demokrat untuk daerah Pemilihan kota Manado Ivanry Matu mengatakan menanamkan nilai-nilai saling mengasihi, peduli, saling menghargai dan toleran serta mengisi kegiatan anak dengan aktivitas supaya anak tidak menghabiskan waktu hanya dengan gawai telepon saja.

Aktivitas anak bisa berupa les atau belajar tambahan untuk mengasah minta bakat anak.

Ivanry menjelaskan pendidikan karakter anak harus lengkap dari tiga pilar yakni keluarga, sekolah lingkungan pergaulan keseharian baik di tempat ibadah, momunitas bermain, aktivitas Les minat bakat.

Di keluarga (rumah), orang tua dan orang-orang terdekat seperti oma-opa, saudara-bersaudara harus menjadi contoh teladan yang baik.

Di sekolah, anak akan belajar tentang disiplin dan pengetahuan umum/dunia luar, guru harus mampu mengarahkan anak-anak dengan mengedepankan nilai-nilai humanis, tegas tapi berwibawa.

Dan, di lingkungan pergaulan keseharian, anak diajar untuk berinteraksi secara sosial, dan membentuk otak kanan/kreativitas anak untuk berani tampil dan percaya diri.

Ivanry menjelaskan jika semua pilar ini terpenuhi maka, ancaman-ancaman kekerasan, bullying, akses informasi negatif dan bebas, pernikahan dini dan sebagainya, diharapkan dapat diminimalisir.

Ia menjelaskan anak-anak akan menjadi generasi cerdas dan berkualitas untuk membangun bangsa karena keluarga yang berkualitas dengan anak-anak yang berprestasi menjadi kekuatan suatu negara.

Oleh sebab itu, melihat pertumbuhan anak setiap saat adalah bagian tanggung jawab setiap orangtua.

Menyaksikan hal baru yang sebelumnya belum pernah mereka lihat, memberikan rasa bangga lewat hal-hal positif yang ditanamkan orangtua kepada anak.

Dikatakan juga oleh Atto Sakmiwata Sampetoding, momen yang paling cocok adalah ketika orangtua dan anak memiliki waktu lebih untuk memberikan pengajaran lewat tindakan positif kepada anak sehingga berdampak positif kepada anak dalam satu keluarga.

Seperti halnya yang dilakukan Irvan Matu, pengusaha muda dan istri Indriyanni Biki kepada tiga anak mereka. Selain dalam dunia ekstra kulikuler, mendidik dalam pendidikan rohani mereka itu diterapkannya kepada anak-anak.

Bakal calon legislatif DPRD Provinsi Sulut dari Partai Gerindra untuk daerah Pemilihan Minahasa-Tomohon Herol Kaawoan mengatakan upaya pemerintah Indonesia bahkan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) untuk terus menjaga dan melindungi anak-anak Bangsa Indonesia dilakukan lewat bidang pendidikan di sekolah maupun pendidikan karakter di rumah.

Terlepas dari itu semua, harus disadari bahwa kekerasan baik kekerasan seksual, fisik maupun mental terhadap anak khususnya di daerah masih tergolong tinggi sebagai bukti periode tahun 2017 lalu kasus kekerasan terhadap anak itu lebih dari 30 kasus.

Herol mengatakan hal ini merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah khususnya dinas perempuan dan perlindungan anak.

Dan, katanya, bagi kita sebagai masyarakat Sulut yang masih kurang pekah terhadap kasus kekerasan terhadap anak, hal ini akan berdampak psikis terhadap perkembangan, anak baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.

Peran serta guru di sekolah dan orang tua di rumah merupakan kunci utama baiknya perkembangan anak karena anak Indonesia merupakan generasi penerus bangsa.

Sikap toleransi sangat penting ditanamkan sejak dini, sehingga tumbuh kembang anak akan semakin baik dan menghindari aksi negatif yang mungkin saja bisa dipicu lingkungan sekitar.

Apalagi Kota Manado merupaka kota paling toleran di Indonesia, jika hal tersebut terus ditanamkan pada anak-anak di Sulut sehingga predikat tersebut akan selalu disandang Daerah Nyiur Melambai ini. (Nancy Lynda Tigauw)

Share this post
Repost0
To be informed of the latest articles, subscribe: